Ilustrasi Penipuan (Foto : Google)
Kolasenews | Jakarta - Perkembangan teknologi digital
turut memunculkan modus-modus baru penipuan, yang biasanya juga bisa membuat
korbannya kehilangan data pribadi, hingga terkurasnya uang dalam tabungan
pribadinya.
Namun, penipuan tersebut kerap muncul karena mudahnya si
penipu memperoleh data-data pribadi yang dibagikan pengguna internet secara
luas melalui gawainya ataupun media sosial.
Seorang pegiat teknologi digital, yang menjadi bintang
radio, yakni Kimberly Ann Komando menyarankan supaya para pengguna internet
tidak asal membagikan 7 informasi secara cuma-cuma di internet.
Berikut ini rangkumannya yang Kim bagikan melalui USA Today,
dikutip Sabtu (22/11/2024):
1. Status hubungan
Janda dan duda menurut Kim Komando adalah target besar para
penipu digital. Penjahat ingin mendapatkan uang warisan secara cuma-cuma.
Contohnya ialah korban penipuan bernama Rosalie Douglass,
yang mencoba kencan online dan mencantumkan status "janda" nya.
Dua penipu yang berbeda terhubung dengan Rosalie dan
menipunya dengan menguras uangnya senilai US$ 430.000 secara mengejutkan.
2. Rencana liburan Anda
Kim bercerita bahwa ada seorang wanita bernama Tiffany yang
memposting tentang rencana liburan keluarganya. Ia memposting tiket liburan
karnaval pelayarannya di Facebook.
Dia tidak memikirkan fakta bahwa nomor referensi
pemesanannya disertakan. Pada hari yang sama, seorang penipu membuat akun
Karnaval baru menggunakan nomor konfirmasi Tiffany. Mereka membatalkan
pemesanannya dan merusak perjalanannya senilai US$15.000.
3. Video saat Anda berbicara
Alat kecerdasan buatan seperti Artificial Intelligence (AI)
membuat murah dan mudah bagi siapa saja untuk membuat video deepfake.
Baru-baru ini, di TikTok, seorang wanita bernama Sam
mengatakan sebuah perusahaan mencuri wajahnya dan menggunakannya untuk
mempromosikan produk mereka.
Mereka melakukan semuanya dengan video dari akun media
sosialnya dan beberapa perangkat lunak deepfake.
4. Elektronik mahal yang Anda jual
Seorang pria Carolina Selatan mendaftarkan PlayStation edisi
terbatas di grup beli-jual-perdagangan Facebook. "Pembeli" yang dia
temui mengeluarkan pistol dan pergi dengan PlayStation, ditambah ponsel,
dompet, dan jam tangan pria itu.
5. Rute berjalan kaki, hiking, dan bersepeda Anda
Aplikasi perekam aktivitas olah raga dengan GPS yang melacak
rutinitas anda sebetulnya berisiko tinggi.
Para penipu dapat dengan mudahnya mendatangi anda melalui
aplikasi seperti Strava untuk melacak jalur olah raga anda, seperti tempat
rutin berlari ataupun berjalan.
6. Sekolah atau aktivitas anak-anak Anda
Anda bangga dengan anak-anak Anda dan ingin membagikan
tonggak sejarah pendidikan mereka secara online.
Maaf, tetapi memposting foto di depan sekolah anak Anda atau
membagikan jadwal sepak bola mingguan mereka tidaklah cerdas. Anda benar-benar
tidak pernah tahu siapa yang menonton.
Kim menyarankan supaya pengguna internet jangan memposting
secara spesifik tentang sekolah, pusat penitipan anak, tim olahraga, atau
bahkan klub yang mereka hadiri.
Saat Anda berbagi, jaga agar tetap tidak jelas dan hindari
apa pun yang dapat diidentifikasi di latar belakang.
7. Detail pekerjaan Anda
Penipuan spear-phishing menargetkan satu orang dengan
informasi yang sangat dipersonalisasi. Karyawan tingkat menengah dan tinggi
adalah target besar karena mereka mungkin memiliki akses ke keuangan
perusahaan.
Semakin spesifik detail yang Anda posting, semakin banyak
bahan yang Anda berikan kepada scammer. Ini termasuk di mana Anda bekerja,
peran Anda, proyek yang sedang Anda kerjakan, atau apa pun.
Selain itu, anda juga perlu mengetahui bahwa Penipuan di
internet kian banyak terjadi. Termasuk di antaranya banyak modus yang digunakan
untuk melakukan penipuan di WhatsApp.
Kebanyakan modus memanfaatkan file APK. File itu akan
dikirim acak ke banyak nomor dan diharapkan penerima atau calon korban menekan
tombol download file berbahaya itu.
Modus Penipuan via Whatsapp
Berikut sejumlah modus penipuan online yang terjadi di
WhatsApp:
1. Modus Kurir
Penipuan ini berisi pengakuan seseorang berasal dari
J&T. Penipu mengirimkan lampiran file apk dengan tulisan Lihat Foto Paket
dan meminta para korban untuk mengunduhnya.
Saat diunduh, korban akan kehilangan uang yang disimpan
bank. Data milik korban, termasuk keuangan juga akan dicuri oleh para pelaku
penipuan.
2. File Undangan Nikah
Sebuah file seperti undangan pernikahan akan dikirimkan
kepada banyak pengguna WhatsApp. File apk ini berjudul Surat Undangan
Pernikahan Digital, ukurannya 6,6 mb.
Sama seperti modus sebelumnya, para penipu akan mendesak
korban membuka file apk tersebut.
3. Surat Tilang Palsu
Banyak pengguna WhatsApp yang juga menerima file apk seolah
telah ditilang. File apk itu berjudul 'Surat Tilang-1.0 apk'.
"AWAS! Hati-hati terhadap penipuan menggunakan modus
kirim surat tilang lewat WhatsApp seperti ini. Jangan sekali-kali
mengklik/download file dgn ekstensi ".apk" dari orang tak dikenal di
gadget anda," kicau akun @MurtadhaOne1.
4. Penipuan Atas Nama MyTelkomsel
Modus lainnya adalah mencatut nama aplikasi milik Telkomsel,
MyTelkomsel. Sama seperti sebelumnya, akan ada file apk yang diterima korban
dan diminta untuk didownload.
File itu juga akan meminta izin akses pada sejumlah
aplikasi, termasuk foto, video, SMS, dan akses akun layanan perbankan digital
atau fintech.
5. Pengumuman dari Bank
Para penipu juga seolah membuat pengumuman berasal dari
bank. Isi pengumuman itu terkait perubahan tarif transaksi dan transfer yang
tidak masuk akal.
Calon korban akan diminta mengisi formulir dalam sebuah
link. Namun link itu akan mencuri sejumlah data sensitif milik korban.
6. Undangan VCS
Penipuan lain adalah melakukan video call sex (VCS) lalu
memeras korbannya. Menurut pakar keamanan siber Alfons Tanujaya, modus tersebut
memanfaatkan ketidaktahuan seseorang soal teknologi.
"Kalau ragu dan diperas, hubungi teman yang mengerti
dan minta bantuannya untuk menghadapi ancaman-ancaman yang tidak kita mengerti,
jangan main mengikuti ancaman saja," jelas Alfons.
7. Pakai QR
Para pelaku juga berusaha mendapatkan informasi pribadi
korban dengan kombinasi kode QR dan modus phishing. Kode QR akan membawa ke
situs tertentu yang dapat melacak daftar aplikasi hingga alamat korban.
Para korban juga akan diarahkan ke situs web palsu. Pelaku
akan membuat situs sulit deteksi sebelum web dibuka.
Dilansir dari laman CNBC Indonesia
0 Comments